Jumat, 12 Februari 2016

SAHABAT MASA DEPAN

Senandung doaku tak akan terhenti menunggu datangnya petunjuk yang akan menuntunku. Jika menunggu adalah perintah dari Sang Pencipta, aku rela terus menunggu. Kesendirian ini akan kurasakan dengan nikmat. Jika kalbu ini masih tunduk kepada pemilik-Nya, ku pastikan jiwa dan raga ini pun masih suci menyambutmu. Kan ku tunggu dirimu sambil aku mempersiapkan jamuan untukmu. Akhlak solihah cukupkah sebagai pemulaan jamuan itu?
Wahai engkau yang sedang dalam perjalanan ke arahku, mungkin jalanmu panjang dan menyakitkan, mungkin juga kompas menyesatkanmu kearah pesona bunga menawan lainnya. Tapi aku akan menunggu dengan prasangka baik bahwa hatimu akan terjaga untukku.
Untukmu yang tertulis dalam kitab Lauhul mahfudz sebagai imamku, ku tunggu fitrahku sambil merangkai takwaku. Kutunggu sambil aku memperbaiki dan menata hatiku sampai tiba waktunya Sang Maha Penyayang mempertemukan kita. Kan ku sambut hari itu,  ketika terbuka pintu fitrahku sebagai pendamping dunia akhiratmu.
Untukmu calon imamku, yang kelak akan mengantarkan aku menuju keridhoan Allah. Aku wanita yang begitu banyak dosa karenanya aku membutuhkanmu untuk menuntunku menuju surga Allah. Engkau yang akan selalu mendesahkan kalimat tauhid dalam setiap ucapanmu. Bidadari dunia lain sungguh sangat cantik, tapi bisakah engkau menutup mata dari mereka. Karena cemburuku bisa seperti ibunda Aisyah yang menghanguskan pohon kurma.
Membayangkan menjalani sunnah rasul bersamamu dan merangkai ukuwah sakinnah denganmu membuat haruku tersendu. Menapaki perjalanan dan mencatat sejarah cinta yang berkah. Menggoreskan kenangan yang akan dikenang itu sungguh indah.

Untukmu, entah kapan kita bertemu. Entah dimana kita akan memangdang untuk pertama kalinya. Entah dalam kondisi apa hati kita akan terpaut ikatan yang kuat. Entah di dunia kita akan berjumpa atau mungkin di akhirat cinta kita akan terangkai.

Tidak ada komentar: