Malam tak pernah cemburu pada
siang, begitupun sebaliknya. Meski
tatkala malam datang, dunia luar dicampakan oleh berbondong manusia yang
kembali dalam hangat keluarga. Akar tak pernah jua membangkang pada takdirnya
yang harus terus tersembunyi. Padahal tanpanya, batang, daun, bunga, dan buah
tak akan bertahan. Begitulah,
masing-masing makhluk sudah memiliki kodratnya tersendiri. Allah punya rencana
teramat indah. Menyiapkan malam yang dingin agar manusia dapat beristirahat dan
merasakan hangatnya keluarga. Menempatkan malam sebagai waktu manusia
berinteraksi dengan-Nya. Begitupun akar, tetap kokoh pada prinsipnya yang
semakin kuat dalam mencengkram bumi. Simponi malam, kekakuan akar, membuatku
banyak belajar untuk ikhlas dan mengambil hikmah atas segala kodrat dari Allah.
Kadang, aku berpikir menjadi
akar. Diam tersembunyi dan ketika semakin dalam bersembunyi akan semakin kuat
kurasa. Tapi aku bukan akar, aku butuh terlihat agar hadirku bukan sekedar
bayangan. Ya. Aku ingin kekokohan jiwa namun seirama dengan langkah dakwah. Dan
ku sadari langkah dakwahku diam ketika aku menjadi akar. Kadang aku pun ingin
seperti malam, tempat orang lain menyandarkan kelelahan dan merasakan
kehangatan.
Cukuplah berbasa basi akan akar
dan malam. Terpenting yang ingin kusampaikan adalah biarkan taqwa ini diiringi
kodratnya, mengalir bersama perintah pencipta-Nya. Seperti akar dan malam, aku
punya kodratku sendiri, yaitu kodratku sebagai wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar