Membuka-buka catatan lama, ternyata ada salah satu puisi yang pernah saya buat. Puisi yang membuat saya bangga untuk menjadi seorang jurnalistik. Yah, mimpi lama dan sampai sekarang masih saya harapkan adalah menjadi seorang jurnalistik. Meski terkadang mimpi itu fluktuatif datang dan pergi.
puisi yang saya buat satu tahun silam ini, saya dedikasikan untuk para pahlawan jurnalistik. Pahlawan yang banyak menguntai cerita dan memperkenalkan kita pada banyak tokoh sejarah. para pahlawan jurnalistik yang harum akan tulisannya namun tersembunyi akan identitasnya.
SAKSI SEJARAH
Tinta hitam tanda kedukaan
Merangkai runtutan peristiwa perjuangan
Tinta Hitam yang menemani tumpah ruah merah darah dalam sejarah
Menyongsong arti bebas
Mengayunkan pena, menjabarkan peristiwa
Berperang dengan ribuan ancaman
Gagah berani ikut dimedan perang
Pena adalah senjatanya
Kertas bentengnya
Tinta yang mengingatkan
Bahwa sejarah tidak akan pernah terulang
Tapi setidaknya masih bisa dikenang
Tinta hitam saksi sejarah
Menjabarkan setiap detik untaian kisah
Kau tulis nama-nama pahlawan
Tapi kau lupa sisipkan namamu
Namamu Harum tanpa jejak
Terima kasih pahlawan bangsaku
Terima kasih pahlawan pejuang jurnalistik
3 komentar:
Nis ikutin lomba spena xtra geee. Baguuus.
Nis ikutin lomba spena xtra geee. Baguuus.
temanya engk sesuai sama xtra nu.
Posting Komentar