Kamis, 17 Maret 2016

16 Maret 2016
23.03
Berkaca sebelum membina. Bercermin sebelum menyalahkan orang lain. 
Ketika upaya hanya sekedar kerja, menempuh amanah sekedar menunaikan kewajiban, tanpa ada makna cinta. Maka jangan salahkan jika amanah tuntas tanpa ada bekas.  Ketika kata-katamu tidak didengar. Coba bercermin pada dirimu. Mungkin kau sering tak mendengarkan kata-kata orang lain. Kala perintahmu tak dilakukan. Berkacalah, mungkin selama ini banyak perintah yang tak kau gubris dan amanah yang terlalaikan. Jika hatimu tersakiti atas prilaku binaanmu, coba berkaca prilakumu terhadap para pemimpinmu. Mungkin terlalu banyak kedzoliman yang kamu lakukan.
Kita butuh cinta. Maka sampaikanlah ajakanmu dengan cinta, Lantunkan tutur katamu dengan cinta, warnai sikapmu dengan cinta, iringilah semua bersama cinta karena Allah. Sesuatu yang disampaikan dengan cinta, maka akan tumbuh jadi cinta. Jika disampaikan dengan hati, maka akan sampai kehati. Sedangkan sesuatu yang hanya disampaikan lewat mulut maka sekedar didengar oleh telinga.
Tapi jika belum juga hati-hati terketuk, berkacalah pada hatimu. Apakah cinta dunia telah menguasai hatimu hingga tak ada ruang bagimu mencintai Sang Pencipta. Sampai taka da ruang jua bagi hati-hati yang lain untuk diisi oleh ajakanmu. Jangan salahkan mereka, yang kau ajak dalam kebaikan tapi tak juga mengikuti ajakanmu. Cobalah bercermin, sudahkah benar niatmu?
Jika pun mereka menjadi baik. Sadarlah itu bukan karenamu. Karena belum tentu kamu itu baik. Mungkin saja kamu tampak baik, karena Allah sedang menutup aibmu yang bersembunyi dalam pakaianmu. Sadarlah semua kebaikan bukan datang darimu, melainkan kuasa Sang Pencipta yang telah membolak-balikan hati manusia. Maka tak perlu kau bersombong atas perubahan mereka, karena hidayah bukan datang darimu. Janganlah berbangga hati ketika banyak orang yang tadinya tak baik menjadi baik , bisa jadi itu ujian bagimu. Menguji akan niatmu. Menguji apakah pujian akan melenakanmu.Allah mungkin sedang ingin melihat keikhlasanmu. Apa mungkin ajakanmu hanya untuk mendapat penghargaan dunia. Atau memang benar sebagai bentuk ketaqwaanmu.
berkacalah, bercerminlah!!!
Tulisan ini ku tulis dalam muhasabah malam, setelah kejadian yang terjadi saat kegiatan asrama. Aku hanya ingin berkata : “Maaf”


Tidak ada komentar: